Wakil Menteri ESDM Widjajono
Partowidagdo menyatakan, saat BBM subsidi mencapai Rp 6.000/liter, banyak
masyarakat yang berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum termasuk
bus Transjakarta.
"Begitu harga BBM bersubsidi
turun jadi Rp 4.500 liter hingga sampai saat ini, orang kembali naik kendaraan
pribadi lagi. Orang tidak lagi menghemat energi tetapi menghemat uang,"
kata Widjajono dalam surat elektroniknya terkait pandangan pribadinya.
Dikatakan Widjajono, terkait
adanya penolakan kenaikan harga BBM menurutnya kalau seseorang menyikapi
kenaikan harga BBM dengan arif maka pengeluarannya justru berkurang kalau di
hari-hari kerja. "Pengguna
transportasi umum adalah Patriot, karena menghemat uang negara, menghemat
energi dan polusi," tegas pria yang juga Guru Besar Institut Teknologi
Bandung (ITB) ini.
Menurutnya, kenaikan harga BBM
subsidi yang seharusnya dilakukan 1 April 2012 dan batal, justru akan
menyebabkan energi lain seperti batubara, gas, panas bumi, air dan bioenergi,
serta energi baru (misalnya Coal Bed Metane dan Shale Gas) dan terbarukan
lainnya banyak dibutuhkan dan diproduksi.
Pesan Widjajono, ketergantungan
yang berlebihan terhadap minyak dan luar negeri adalah ketidakmandirian. Tidak
menggunakan energi yang kita miliki secara optimal adalah tidak bijaksana.
Mengkonsumsi energi yang mahal tetapi tidak mengkonsumsi energi murah yang kita
miliki adalah kebodohan.
"Cara meminimalkan subsidi
BBM untuk transportasi dan listrik adalah dengan sesedikit mungkin memakai BBM.
Akibatnya, Indonesia mempunyai dana lebih banyak untuk membuat Indonesia lebih
cepat menjadi Negara Terpandang di Dunia. Dengan mengurangi ketergantungan
kepada BBM maka Insya Allah Indonesia menjadi lebih baik," tukas
Widjajono.
Sumber : detikFinance
No comments:
Post a Comment