Jakarta -
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo
menyarankan agar masyarakat jangan pakai liquefied gas for vehicles
(LGV) namun lebih memilih Compressed Natural Gas (CNG). Hal ini agar
program konversi bisa berjalan karena secara hitungan bisnis akan
merangsang pengusaha untuk investasi.
"Kita jangan pakai LGV,
lebih baik pakai CNG. Karena kalau LGV kan disubsidi pemerintah Rp
1.500, sementara CNG tidak disubsidi dan harganya jauh lebih murah Rp
3.100 per setara liter (Lsp)," kata Widjajono ketika ditemui di Hotel
Atlet Century, Senayan, Jakarta, Rabu (4/4/2012).
Tapi karena
harga CNG terlalu murah sementara harga premium masih rendah sedangkan
pretamax cs mahal membuat kendala konversi ke BBG.
"Kalau harga
premium masih murah Rp 4.500 per liter sulit buat orang mau pindah ke
BBG, nah supaya jalan sebaiknya Premium/BBM bersubsidi naik seperti
rencana awal Rp 6.000 per liter. Karena kalau segitu harga CNG juga
terlalu murah sehingga swasta malas mengembangkan infrastrukturnya
seperti bangun SPBG," ungkapnya.
Jadi, kata Widjajono, harga Premium dianaikan Rp 6.000, harga CNG yang Rp 3.100 dinaikan juga Rp 4.100.
"Tapi
CNG-nya kita (pemerintah) subsidi Rp 1.000, jadi masyarakat tetap beli
CNG harga Rp 3.000/LSP, tapi pemerintah bayar ke pengusaha SPBG Rp
4.100. Karena kalau harganya tetap, margin buat swasta kecil, mereka tak
berminat," jelas Widjajono.
Selain itu, ide Guru Besar ITB ini,
agar lebih banyak yang berminat, pemerintah, pengusaha SPBG patungan
memberikan subsidi untuk meringankan pembelian converter kit.
"Kalau
harganya Rp 6 juta untuk converter kit, dirasa lebih ringan, dan kalau
harganya segitu masa pemilik mobil tidak bisa beli," tandasnya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: http://finance.detik.com/read/2012/04/04/181723/1885356/1034/ini-ide-wamen-esdm-agar-konversi-bbm-ke-bbg-sukses
No comments:
Post a Comment