Thursday, April 19, 2012

Gas Batubara Digarap (Sebagai Bahan Bakar Alternatif)


Pemerintah Tawarkan Delapan Wilayah

Pemanfaatan gas metana batubara untuk sumber energi di Tanah Air masih minim. Untuk mendorong pengembangan energi ini, pemerintah menawarkan delapan wilayah kerja gas metana batubara untuk dikembangkan.

Dari kedelapan wilayah kerja gas metana batubara itu, lima blok diantaranya ditawarkan melalui penawaran langsung. Tiga wilayah kerja ditawarkan lewat tender reguler. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementrian ESDM Evita H Legowo dalam acara IndoCBM 2012, kamis (19/4), di Jakarta menyatakan, untuk penawaran langsung, pengambilan dokumen dapat dilakukan 4 Juni-18 Juli 2012. Forum Klasifikasi pada 11-17 Juli dan pemasukan dokumen pada 19 Juli 2012. Untuk tender reguler, pengambilan dokumen bisa dilaksanakan mulai 4 Juni  dan pemasukan dokumen  penawaran pada 28 September nanti.
Wilayah kerja gas metana batubara yang ditawarkan lewat penawaran langsung adalah Bontang Bengalon di Kalimantan Timur, Belawa di Sulawesi Selatan, barito dan Kuala Kapuas II di Kalimantan Tengah, serta Sekayu II di Sumatera Selatan. Wilayah kerja gas metana batubara yang ditawarkan lewat tender reguler adalah Air Ogan I, Air Ogan II di Sumatera Selatan dan Melak-Mendung II di Kalimantan Timur. Data Kementrian ESDM menyebutkan, sejauh ini, sebanyak 50 wilayah kerja gas metana batubara telah ditandatangani dan tiga blok diantaranya telah berproduksi. Hasil produksi gas tersebut dipakai untuk listrik bagi masyarakat sekitar lokasi.
Berdasarkan peta jalan pengembangan gas metana batubara di Indonesia, produksi gas dari gas metana batubara ditargetkan bisa mencapai 1.000 MMSCFD tahun 2020 dan 1.500 MMSCFD tahun 2025. Potensi gas metana batubara di Indonesia sangat besar, yakni 453,3 triliun kaki kubik yang terebar pada 11 cekungan hidrokarbon di Sumatera Selatan, Barito di Kalimantan Tengah, dan di Sumatera Tengah. Dari sumber daya itu, cadangan terbukti 112,47 TFC dan 57,6 TFC merupakan cadangan potensial.

PT. Pertamina Hulu Energi selaku anak perusahaan Pertamina berencana mempercepat pembentukan kontrak bagi hasil produksi gas metana batubara di area minyak dan gas bumi PT Pertamina. Nilai investasi tiga tahun pertama mencapai 50 juta dollar AS umtuk melakukan pengeboran lebih dari 50 sumur eksplorasi gas metana batubara serta studi geologi dan geofisika. Angka itu merupakan angka awal pada tahap eksplorasi. Pada tahap selanjutnya sampai tahun kelima, dimungkinkan lebih dari 50 juta dollar AS.
Wakil Presiden Aset Sumatera Selatan dan Jawa dan Gas Metana Batubara PT Prtamina Hulu Energi Budi Tamtomo mengatakan wilayah kerja migas Pertamina secara geologi tepat diatas potensi gas metana batubara (GMB) yang menguntungkan secara bisnis. Pertamina akan mempercepat pembentukan kontrak kerja sama gas metana batubara GMb di area Pertamina dengan pola kemitraan. Langkah ini untuk mempercepat pengembangan potensi gas metana batubara.

KOMPAS, Jum'at 20 April 2012

No comments:

Post a Comment