Sunday, April 8, 2012

BBU (Bahan Bakar Urine)

Di saat Indonesia sibuk dengan permasalahan mengenai  harga bahan bakar minyak (BBM) , muncul kabar mengejutkan dari negara yang tenar dengan Kincir Anginnya, ya tentu saja dia adalah Belanda. Negeri Kincir Angin itu bersiap menggantikan bahan bakar dari minyak bumi (BBM) dengan bahan bakar yang berasal dari tubuh manusia, yakni air seni atau urin. Kok bisa?

Berdasarkan berita menghebohkan yang dilansir oleh Radio Nederland,  para ilmuwan Belanda melakukan sebuah  penelitian yang dibiayai pemerintah Belanda. Para peneliti tersebut berasal dari Universitas Teknologi Delft dan lembaga penelitian DHV. Mereka telah berhasil  memanfaatkan kekuatan air seni alias air kencing manusia dengan mengembangkan teknologi pemrosesan urin, dan baru-baru ini berhasil mendaftarkan paten temuan tersebut di China, Afrika Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa. "Kami memproses urin yang dikumpulkan secara konvensional dan kimiawi," kata Andreas Glesen, Manajer Inovasi DHV Research.

Menurut Radio Nederland, bahan bakar urin ini telah memasok energi setara 110 ribu Megawatt di 30 ribu rumah atau seluas satu kota kecil. Jika produksi urin ditingkatkan, para periset memprediksi daya yang dipasok bisa digenjot hingga lima kali lipat. Hal yang lebih mengagetkan lagi, BBU (bahan bakar urin) itu tak hanya bisa dipakai untuk memasak. Ia dapat pula digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk menggerakkan mobil bertenaga listrik.

Proses mengubah urin menjadi sumber energi alternatif ini cukup sederhana. Pada dasarnya, urin yang mengandung senyawa amonia dipanaskan secara perlahan. Setelah berubah menjadi gas amonia, lalu dimasukkan ke dalam generator untuk membangkitkan sel bahan bakar (fuel cell), yang akan digunakan untuk memproduksi energi lisrik.

Jadi, selama pasokan urin selalu tersedia, maka energi listrik bisa diproduksi terus-menerus. Tidak seperti energi yang dikonversi dari angin dan matahari, BBU tak bergantung pada kondisi alam. Untungnya lagi, bahan sisa pemrosesan urin, berupa asam fosfat, bisa digunakan untuk membuat pupuk urea yang tak berbahaya, karena tak mengandung bahan kimia.

Radio Nederland mengumumkan, temuan tersebut akan dibuka untuk para investor. Meskipun modal awal cukup tinggi, namun investasi itu diproyeksikan sudah akan kembali dalam waktu 8-10 tahun. Jangka waktu tersebut dianggap masih masuk akal dan bisa diterima dunia bisnis.

Nah..kita sebagai warga Indonesia, mengeluarkan air kencing di tempat publik aja harus merogoh kocek, dengan temuan tersebut bisa saja justru nanti air seni kita menjadi mahal. Jadi, kalau Anda ingin kencing, silakan jual air seni Anda di pom urin! (dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment