Tuesday, April 24, 2012

Konversi BBM ke BBG Dipercepat

JAKARTA - Pemerintah bertekad mempercepat program kgnversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk sektor transportasi. Selain membangun infrastruktur, pemerintah juga telah menyiapkan pasokan gasnya.

Ditargetkan, pada tahun ini program konversi sudah terealisasi setidaknya di lima wilayah di Tanah Air, yakni Jabodetabek dan Palembang yang merupakan program lanjutan; Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo yang merupakan program baru.

Untuk pasokan gas, pemerintah bekerja sama dengan delapan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dengan total gas mencapai 35,5 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Rinciannya, sebanyak 23,1 mmscfd untuk Jabodetabek dengan pemasok PT Pertamina EP, Medco E&P Indonesia, PT PHE ONWJ, PT PGN, dan JOBP Talisman Jambi-Mergng.

Lalu, sebanyak 10,2 mmscfd untuk Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo dengan pemasok PHE West Madura Offsore dan Santos. Terakhir, sebanyak 2,2 mmscfd untuk Palembang dengan pemasok Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J dan Pertamina EP.

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, program konversi BBM ke BBG sangat strategis untuk ikut mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi. Karena itu, harus dipercepat dan dipermudah implementasinya. Saat ini misalnya, izin mendirikan bangunan (IMB) untuk stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dibutuhkan 17 tanda tangan dari pejabat di instansi terkait. Jika itu masih saja terjadi, program konversi BBM ke BBG akan sulit terealisasi, karena terbentur persoalan birokrasi.

"Hal-hal seperti itu harus dipermudah. IMB harus dipercepat, kalau bisa seminggu sudah selesai. Kalau begitu caranya nanti keburu saya selesai jadi menteri baru kelar SPBG-nya. Padahal, program konversi ini sangat strategis," ungkap dia usai penandatangan nota kesepahaman (MoU) pasokan gas untuk SPBG, di Jakarta, Senin (23/4).

Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo menambahkan, ditanda
tanganinya pasokan gas dari delapan KICKS itu adalah bukti komitmen pemerintah dalam memanfaatkan sumber days alam (SDA) untuk memberi pilihan bahan bakar transportasi untuk mengurangi BBM yang harganya mahal dan tidak ramah lingkungan. Diversifikasi energi itu adalah amanat UU No 30 Tabun 2007 tentang Energi, yang juga dipayungi Perpres No 5 Tahun 2006 tentang Target Bauran Energi, di antaranya penggunaan minyak tinggal 20% pada 2025.

"Pasokan gas di perkotaan umumnya masih susah dipenuhi. Itu mengingat infrastruktur gas kota yang masih sedikit. Pasokan gas saat ini memang hanya bisa dilakukan oleh kota yang memang ada pipa gas dan dilewati pipa pasokan gas," jelas Evita.

Khusus untuk pembangunan infrastruktur SPBG, sedianya dilakukan di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. SPBBG juga akan dibangun lagi di Jabodetabek, yakni di DKI Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang Selatan, dan Bogor. SPBG jenis liquified gas for vehicle (LGV-Vi Gas) terutama akan dibangun di daerah yang tidak memiliki alokasi gas bumi, seperti Bandung, Bali, dan DIY.

Di sisi lain, pemerintah juga akan membagikan 25.500 unit converter kit kepada kendaraan dinas dan angkutan umum senilai Rp 1,5 triliun dengan total penghematan 0,3 juta kiloliter (KL) BBM bersubsidi.
_______________________________________________________________________________
Sumber : Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi
http://www.migas.esdm.go.id/tracking/berita-kemigasan/detil/270346/Konversi-BBM-ke-BBG-Dipercepat-PASOKAN-GAS-35,5-MMSCFD

No comments:

Post a Comment