Rencanan pemerintah untuk membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM)
bersubsidi dinilai menguntungkan pengelola stasiun pengisian bahan
bakar umum (SPBU) asing. Hal itu disampaikan. Pengurus Harian Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi dalam diskusi bertajuk
"BBM Bikin Galau" di Jakarta, Sabtu (21/4/2012).
"SPBU asing akan sangat diuntungkan, konsumen akan berpindah ke SPBU asing, Pertamina kemudian kalah sama asing," kata Tulus.
Ia
mengatakan, pihak asing akan diuntungkan karena mereka lebih siap
menyediakan BBM non subsidi seperti Pertamax. Sedangkan Pertamina,
katanya, pasokan Pertamax-nya masih sedikit.
"Pasokan Pertamax
Pertamina masing minim. Kami telah diskusi dengan konsumen dan mereka
cenderung mengancam pindah ke SPBU asing jika BBM bersubsidi dibatasi,"
kata Tulus.
Seperti diketahui, Pertamax merupakan jenis BBM
nonsubsidi. Jika pembatasan diterapkan, kendaraan dengan kriteria
tertentu diharuskan menggunakan Pertamax.
Hal berbeda disampaikan
pengamat ekonomi, Ikhsan Modjo yang juga Ketua Departemen Keuangan DPP
Partai Demokrat. Ia mengatakan, sebaiknya masalah pembatasan BBM
bersubsidi ini tidak ditarik ke arah kepentingan asing atau bukan.
Menurutnya, yang terpenting adalah konsumen mendapatkan barang yang
terbaik, entah itu dari SPBU lokal ataupun asing.
"Justru ini akan memaksa SPBU-SPBU untuk lebih bersaing, bagaimana konsumen bisa lebih sejahtera," kata Ikhsan.
Lagipula,
lanjut Ikhsan, sebagian besar SPBU asing yang beroperasi di Indonesia
menggunakan bahan baku Pertamax dari Pertamina. "SPBU asing cuma Shell
yang impor dari Singapura. Total, Petronas, dari Pertamina semua, mereka
hanya mengolah, mencampur, hingga jadi Pertamax," ujarnya.
Pemerintah
berencana mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi. Pembatasan dimulai
pada Mei nanti dengan melarang pemakaian BBM bersubsidi baik bagi semua
mobil dinas instansi pemerintah maupun mobil operasional badan usaha
milik negara (BUMN) dan badan usaha milik daerah (BUMD). Untuk tahap
awal, pelarangan hanya berlaku di Jabodetabek. Sementara untuk mobil
pelat hitam, pembatasan berlaku sekitar Juli nanti.
Sumber : Kompas
No comments:
Post a Comment