Monday, April 23, 2012

8 Hal Widjajono Soal Pembatasan BBM Subsidi

Rencana pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi bukan sekali ini saja jalan maju dan mundur. Wacana awalnya, kebijakan ini bakal berlaku mulai Mei, lalu mundur Agustus. Hingga kini, ada kejelasan mengenai hal ini.

Rencananya, kebijakan ini bakal membatasi jenis mobil yang bisa menggunakan BBM subsidi. Kendaraan jenis 1.500 cc bakal dilarang memakai BBM subsidi. Harga minyak yang terus merangkak naik dan penghematan anggaran negara yang menyebabkan kebijakan ini muncul sebagai wacana.

Mendiang Widjajono Partowidagdo, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, mengungkapkan pemikirannya soal ini dalam surat elektroniknya kepada Tempo, 8 April 2012 lalu. Ia menyatakan opininya ini adalah pendapat pribadi sebagai akademisi.

"Penghematan serius dapat dilakukan dengan penghematan subsidi harga BBM. Subsidi lebih diutamakan untuk yang membutuhkan," tulis Widjajono dalam surat elektroniknya kepada Tempo.

Menurut dia, penghematan subsidi BBM ini bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, perlu peraturan Pertamax wajib untuk mobil pribadi 1.500 cc ke atas. Premix wajib untuk mobil pribadi di bawah 1.500 cc.

Premix adalah campuran 50 persen Premium dan 50 persen Pertamax dengan harga rata-ratanya. Cara lain adalah mobil pribadi di bawah 1.500 cc harus membeli Pertamax dulu sebelum membeli Premium dalam jumlah yang sama di SPBU. Alias mencampur bensin nonsubsidi dengan subsidi.

Kedua, perlu peraturan bahwa Premium hanya untuk Angkutan Umum dan Sepeda Motor.

Ketiga, penghematan untuk bensin sampai di atas 30 persen menggunakan alat bantu, misalnya temuan Prof. Djoko Sungkono dari ITS seharga Rp 800 ribu.

Keempat, penghematan untuk diesel bisa menggunakan alat bantu, misalnya larutan penghemat BBM SF Turbo 1 temuan Faisal dari Palembang. Alat ini bisa digunakan untuk transportasi umum dan truk, termasuk truk batu bara.

Kelima, penggunaan tabung LPG 3 kg untuk nelayan melaut perlu disebarluaskan.

Keenam, perlu peningkatan kuantitas dan kualitas transportasi umum mobil supaya masyarakat mau pindah dari kendaraan pribadi pada hari-hari kerja ke transportasi umum dan hanya menggunakan kendaraan pribadi pada akhir pekan. "Busway di Jakarta memerlukan armada yang jauh lebih banyak," ujarnya.

Ketujuh, pemakaian kereta api ditingkatkan kuantitas maupun kualitasnya baik untuk dalam kota maupun antar kota termasuk untuk angkutan barang dan batu bara.

Kedelapan, perusahaan Medco memberi karyawannya converter kit untuk CNG (Compressed Natural Gas) yang harga keekonomian CNG-nya Rp 4.100 per liter. Selain itu, industri migas ini juga menyediakan bus kantor untuk pegawainya. Menurut Widjajono, ini perlu dicontoh supaya mengurangi kemacetan Jakarta. "Daerah luar Jawa penghasil migas bisa beralih ke BBG lebih cepat," ujarnya.

Widjajono mengungkapkan, sewaktu BBM subsidi harganya pada kisaran Rp 5.000 sampai 6.000 per liter, sebenarnya banyak orang yang beralih dari kendaraan pribadi ke busway dan transportasi umum. Tapi begitu harga BBM diturunkan kembali Rp 4.500 per liter, jumlah pengguna kendaraan pribadi kembali meningkat. "Orang tidak menghemat energi tetapi menghemat uang," kata Widjajono.

Ini terbukti pada waktu pelaksanaan program konversi minyak tanah ke Bahan Bakar Gas yang berhasil. Subsidi minyak tanah dihilangkan. Bandingkan dengan program jarak pagar dan konversi premium ke BBG yang belum berhasil. Sebabnya, premium harganya Rp 4.500 per liter, yang notabene masih harga subsidi. Orang tentu lebih memilih yang murah. Padahal dengan kurs dolar dan harga minyak sekarang, harga pasar premium sebenarnya sudah mencapai kisaran Rp 9.000 sampai 10 ribu per liter.

Kenaikan harga BBM subsidi, menurut Widjajono, akan mendorong pertumbuhan energi lain yaitu batu bara, gas, panas bumi, air, bioenergi, dan energi baru seperti Coal Bed Metane dan Shale Gas. Widjajono bahkan menyebut, ketergantungan yang berlebihan terhadap minyak dan luar negeri adalah ketidakmandirian.

"Tidak menggunakan energi yang kita miliki secara optimal adalah tidak bijaksana. Mengkonsumsi energi yang mahal tetapi tidak mengkonsumsi energi murah yang kita miliki adalah kebodohan," kata Widjajono.

Cara meminimalkan subsidi BBM untuk transportasi dan listrik adalah dengan sesedikit mungkin memakai BBM. Ini supaya Indonesia mempunyai dana lebih banyak untuk membuat Indonesia lebih cepat menjadi negara terpandang di dunia.

"Dengan mengurangi ketergantungan kepada BBM maka Insya Allah Indonesia menjadi lebih baik," katanya.

Sumber : Tempo

No comments:

Post a Comment