Thursday, April 19, 2012

Hemat BBM dengan HHO


Di tengah terus melambungnya harga BBM (Bahan Bakar Minyak), dan ketersediaanya yang kian menyusut, terobosan teknologi yang bisa mengirit BBM menjadi opsi yang tepat. Diantaranya adalah inovasi Prof. Djoko Sungkono, Kepala Laboraturium Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya.

Dia menerapkan metode water to gas yaitu mengubah air menjadi gas sebagai energi alternatif untuk menghemat BBM. Djoko meneliti inovasi itu sejak 2007. "Saya mulai memakainya sejak 2009," katanya. Menurut Djoko, alat kreasinya, Hydrogen Booster (HHO), yang mengalihkan air ke gas, mampu menghemat solar atau bensin hingga 36%.

HHO juga cukup murah, sekitar Rp. 800.000,-. Namun, alat itu belum diproduksi secara massal. Prinsip bekerja alat itu adalah memisahkan H2O menjadi H2 dan O secara elektrolisis. "H2 akan menghasilkan energi (gas) yang luar biasa bila ada proses pembakaran didekatnya," katanya.

Guru besar Fakulats Teknologi Industri ITS itu meriset, water to gas sudah memasuki generasi ke-16. Hingga kini riset akan dikembangkan, baik secara konsep maupun perantinya. Alatnya berupa tabung yang menampung air murni (air suling) Sebanyak 1cc air murni akan habis untuk jarak 70 Kilometer. "Satu liter air murni ya bisa untuk jarak ribuan kilometer,' katanya.

Salah satu pengguna alat HHO adalah Prof. Herman Sasongko, Pembantu Rektor I ITS. Menurut mantan Kepala Jurusan Teknik Mesin ini, alat HHO saat ini masih menghemat 30% pemakaian BBM. Jika pemerintah berminat mengembangkan alat itu untuk aplikasi di masyarakat melalui tahapan produksi, diperlukan riset lanjutan. "ITS siap untuk itu," katanya.

 Majalah GATRA No. 24 Tahun XVIII 19-25 April 2012

No comments:

Post a Comment