Sunday, April 15, 2012

Rakyat Menanti Keputusan Pembatasan BBM Dari Pemerintah

Masalah pembatasan bahan bakar minyak subsidi membuat para pemilik kendaraan
bingung karena banyak pernyataan pernyataan yang tidak sama diantara pejabat pemerintah.

Pemerintah sedang mempersiapkan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi berdasarkan kapasitas silinder mesin mobil pribadi.

Namun sampai saat ini belum jelas kapasitas silinder mesin mobil yang mana yang akan diperbolehkan untuk membeli BBM tersebut.

Ada pernyataaan pejabat pemerintah yang mengatakan mesin mobil 1,300 cc kebawan boleh memakai BBM subsidi Premium ada pula yang menyatakan 1,500 cc kebawah diperbolehkan.

Memang pemerintah perlu melakukan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi Premium, karena kalau tidak dibatasi maka diperkirakan pemakaian BBM bersubsidi akan melampui quota yang telah ditentukan sebesar 40 juta kiloliter.

Menurut perkiraan konsumsi BBM subsidi akan mencapai 46 juta kiloliter sampai 47 juta kiloliter.

Hal bisa difahami karena pertambahan kendaraan terus meningkat setiap tahunnya dan juga sepeda motor membuat permintaan akan BBM terus meningkat.

Apabila konsumsi tersebut mencapai 46-47 juta kiloliter maka tentu saja secara otomatis akan meningkatkan subsidi yang telah ditentukan sebesar Rp 137 triliun. Kemungkinan bisa mencapai Rp 178 triliun untuk subsidi BBM.

Sungguh aneh dinegeri ini uang sebesar itu hanya dinikmati oleh para pemilik kendaraan sementara petani, nelayan dan para penduduk desa tidak dapat apa apa dari uang Negara tersebut.

Para politisi sebagian besar menolak subsidi agar dikurangi dengan mengatakan mereka membela rakyat kecil.

Sementar itu kehidupan para nelayan, para petani pada penduduk desa yang jumlah jutaan orang itu berada pada kehidupan yang tidak sejahtera atau miskin. Contohnya para nelayan kalau pada musim tidak melaut maka mereka sulit mencari uang untuk makan mereka dan keluarganya.

Begitu juga para petani yang sebagian besar adalah buruh tani, yang tidak memiliki tanah. Mereka hidup dalam keadaan pas pasan. Jangan Tanya apakah mereka punya mobil, pasti tidak.

Yang punya mobil itu adalah bos bos tuan tanah yang tanahnya dikerjakan oleh para penduduk desa atau disekitar lahan lahan, yang dimiliki oleh orang orang di kota besar.

Kalau sudah dekat dengan pemilihan umum maka orang orang kecil itu dicari cari untuk mengumpulkan suara. Tapi setelah pemilu maka mereka biasanya dilupakan begitu saja.

Kalau dikatakan naiknya harga BBM akan menyebabkan kenaikan harga, maka itu memang benar, tapi para rakyat kecil tersebut akan disediakan dana bantun langsung sementara untuk mengurangi dampak kenaikan harga kepada mereka, sambil mereka diberi kesempatan untuk dapat beradopsi dengan suasana kenaikan tersebut.

Masalah nya saat ini, tanpa ada kenaikan harga BBM, harga harga komoditi dipasar juga sudah naik terutama harga barang barang kebutuhan pokok seperti beras minyak goring dan lain lain. Dialam pasar bebas seperti ini masalah harga itu biasa dan harga selalu bisa turun naik, sesuai dengan hukum ekonomi pasar.

Kenapa tidak bertanya, kenapa harga barang barang naik tanpa ada kenaikan harga BBM?. Apa alasan kenaikan harga barang barang tersebut?.

Masalah BBM bersubsidi ini sebenarnya telah menjadi persoalan pemerintah sejak tahun 1990 dimana harga minyak mentah dunia turun naik. Sementara produksi minyak mentah Indonesia terus turun.

Sebenarnya pemerintah masih mencari cari formula apa yang akan dilakukan untuk membatasi BBM subsidi ini disamping pembatasan konsumsi juga mencoba mengalihkan BBM ke bahan bakar gas untuk kendaraan.

Namun masih banyak hal hal yang harus diperbaiki diantaranya persiapan persiapan untuk melakukan pembatasan atau pengalihan itu membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah.

No comments:

Post a Comment