Semarang, Provinsi jawa Tengah
terancam kekurangan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium sebab
kuota sebanyak 2,3 juta kiloliter tidak akan mampu mencukupi kebutuhan
masyarakat hingga akhir tahun. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Jateng Teguh Dwi Paryono mengatakan besaran kuota BBM Premium tahun ini untuk Provinsi
jateng di bawah realisasi 2011 sebanyak 2,7 juta kiloliter.
“kuota premium Jateng untuk tahun
ini hanya 2,3 juta kiloliter yang terbagi untuk 35 kabupaten/kota, sehingga
dikhawatirkan akan mengalami defisit pasokan, “ Ujarnya kepada wartawan pekan
lalu. Berdasarkan data pertamina region di Jateng rata-rata sebanyak 7.300
kiloliter per hari. Lebih lanjut Teguh menjelaskan, meskipun tingkat penyimpangannya
BBM ini sebenarnya sangat kecil dibandingkan dengan BBM jenis Solar, potensi
kekurangan pasokan sangat mungkin terjadi mengingat komsumsi Premium sangat
tinggi.
Terlebih lagi dengan makin
mahalnya harga Pertamax dan pertamax plus kini semakin banyak konsumen yang
sebelumnya menggunakan BBM tersebut beralih ke premium. “Dengan dibatalkannya
penaikan harga BBM Premium, maka permintaan BBM jenis ini semakin tinggi. Terlebih
lagi dengan makin mahlnya harga pertamax dan pertamax plus kini semakin banyak
konsumen yang sebelumnya menggunakan BBM tersebut beralih ke Premium. “Dengan
dibatalkannya naikan harga BBM Premium, maka permintaan BBM jenis ini semakin
tinggi,” ujarnya.
Kondisi ini terjadi karena
terjadi disparitas harga yang cukup besar dimana Premium hanya Rp 4500
per liter, sedang Pretamax telah mencapai lebih dari Rp 10.000 per liter. Untuk itu,
dia mengimbau kepada para pemilik mobil, terutama mobil mewah, agar mengunakan
Partamax, mengingat Premium bersubsidi sebenarnya diperuntukan bagi rakyat
kecil. “Pemerintah tak bisa melarang membeli Premium, namun hendaknya kembali
ke hati nurani masing masing pemilik mobil mewah dan kita berharap mereka
mengunakan Pretamax.
No comments:
Post a Comment