Produksi biodiesel di Indonesia kurang dari 820 ribu kilo liter dari target ketersediaan 1,5 juta kilo liter. Adapun kemampuan produksi biodiesel dalam negeri baru mencapai 680 ribu kilo liter per tahun. "Produksi biodiesel di Indonesia masih belum mencukupi," kata Prof Dr Arief Budiman dalam seminar nasional 'Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri' di Fakultas Teknik UGM.
Disampaikannya, dalam PP Nomor 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional menyebutkan, kuota bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel pada tahun 2011-2015 sebesar 3 persen dari konsumsi energi nasional atau setara dengan 1,5 juta kilo liter.
Padahal kapasitas produksi biodiesel dalam negeri baru mencapai 680 ribu kilo liter. "Melihat kondisi ini menjadikan peluang bisnis biodiesel masih sangat menjanjikan," ungkapnya.
Disebutkannya, UGM telah mendirikan mini plant biodiesel sebagai langkah nyata dalam upaya pengembangan biodiesel. Mini plant itu telah beroperasi secara kontinyu dengan kapasitas 150 liter/hari.
"Ke depan diharapkan dapat dilakukan scale up, sehingga dapat berdiri pabrik biodiesel skala besar karya anak bangsa," katanya yang juga tergabung dalam tim peneliti dan pengembang teknologi biodiesel UGM itu.
Dalam kesempatan tersebut, Dia juga menyampaikan bahwa saat ini kebutuhan energi khususnya solar belum dapat dipenuhi sepenuhnya oleh produksi domestik. Pada tahun 2011 tercatat produksi domestik sebesar 18,34 juta kilo liter. Padahal kebutuhan dalam negeri mencapai 21,2 juta kiloliter.
"Guna menekan laju impor solar tersebut sebaiknya Pertamina bisa meningkatkan produksi biodiesel dalam negeri," kata pria yang saat ini menjabat sebagai Direktur Frontier Research Center for Smart Energy and Eco-efficiency (ForSEE) FT UGM itu.
Sumber: Suara Merdeka
No comments:
Post a Comment