Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menargetkan kebijakan
lima langkah penghematan mampu menghemat hingga enam juta kilo liter
bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sehingga, menurut Jero Wacik, kuota
BBM bersubsidi dapat dikendalikan di sekitar 40-42 juta kiloliter.
"Kalau
tidak dilakukan penghematan, perkiraan saya bisa mencapai 47 juta kilo
liter," katanya. di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (7/5).
Ia mengatakan, kebijakan lima langkah penghematan tersebut akan segera
dituangkan dalam Keputusan Menteri ESDM pada Mei ini.
Lima
langkah penghematan tersebut yaitu, pelarangan penggunaan BBM bersubsidi
bagi mobil dinas pemerintah pusat, BUMN, BUMD, kepala daerah secara
bertahap. Kedua, pelaksanaan konversi dari BBM ke BBG. "Gas itu murah
dan jumlahnya banyak kita punya. Harus kita pakai. Memang teknologinya
harus dilengkapi, SPBG-nya ditambah," katanya.
Ketiga,
perusahaan-perusahaan pertambangan dan perkebunan tidak boleh
menggunakan BBM bersubsidi. Untuk itu, nantinya, Pertamina akan memasok
solar non subsidi. "Jadi jangan perusahaan besar untungnya banyak,
ngambil solar di pompa bensin, truk-truknya ngantri. Jangan. Nanti akan
diawasi dengan Pemda (pemerintah daerah)," katanya.
Kemudian, PLN
tidak diperkenankan lagi membangun pembangkit listrik baru yang
menggunakan BBM. "Pakailah batu bara, gas, geothermal, matahari,
pembangkit listrik tenaga air (hidro) untuk PLTA yang besar dan biogas.
Tenaga matahari kita dorong besar-besaran," katanya.
Terakhir
yakni pengaturan penggunaan listrik gedung-gedung pemerintah. Untuk itu,
menurut dia, pihaknya akan membentuk satuan-satuan pengawas untuk
pelaksanaannya.
__________________________________________________________________________________
Sumber : Republika Online
No comments:
Post a Comment