Bank Dunia berpendapat rasio defisit anggaran terhadap produk domestik bruto Indonesia masih rendah. lembaga itu mengingatkan pentingnya memperbaiki alokasi anggaran yang memberikan porsi besar bagi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Subsidi BBM kemungkinan tidak berpengaruh banyak terhadap resiko fiskal, tapi penting mengalihkan anggaran untuk alokasi yang lebih produktif.
Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2012 sebesar 2,2% dari produk domestik bruto, atau naik 0,7% dari APBN 2012 sebesar 1,5%. Penambahan tersebut terjadi lantaran pembengkakan subsidi energi. Bank Dunia memperhitungkan, jika rata-rata harga minyak sepanjang 2012 sebesar US$ 120 per barel dan tidak ada penyesuaian harga BBM bersubsidi, defisit anggaran dapat meningkat menjadi 3,1%. Sedangkan jika harga BBM dinaikkan pada triwulan III, defisit anggaran menjadi 2,5%.
Defisit anggaran Indonesia masih akan bergantung pada perkembangan harga minyak terbaru. Berdasarkan kesepakatan antara pemerintah dan DPR, pemerintah diizinkan menaikkan harga BBM bersubsidi jika harga rata-rata minyak mentah Indonesia dalam enam bulan terakhir mencapai US$ 120,75 per barel.
Sumber: Koran Tempo
No comments:
Post a Comment