PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono tadi malam
mengumumkan dimulainya program nasional penghematan energi listrik dan
bahan bakar minyak (BBM).
Pemerintah akan memberlakukan pembatasan konsumsi BBM untuk kendaraan
pribadi dan milik pemerintah sebagai salah satu langkah penghematan itu.
Caranya, kata Presiden, dengan memberlakukan pencatatan elektronik terhadap setiap mobil atau motor setiap kali mengisi BBM.
”Setiap kali kendaraan tersebut mengisi BBM, jumlah BBM bersubsidi yang
dibeli akan tercatat secara otomatis dan dapat diketahui jumlah
pembelian setiap harinya. Langkah ini untuk menjamin bahwa konsumsi BBM,
khususnya yang bersubsidi, dapat dikendalikan secara transparan dan
akuntabel, dan penggunaannya pun tepat sasaran. Ingat, BBM bersubsidi
hanya bagi mereka yang berhak. Jumlahnya pun harus tepat sehingga dapat
dicegah terjadinya kebocoran dan penyimpangan yang akan sangat merugikan
negara,” kata Presiden di Istana Negara, Jakarta.
Dalam pengumuman yang juga dihadiri oleh sejumlah menteri tersebut,
Presiden juga menginstruksikan Pertamina untuk tetap menjaga pasokan
sesuai dengan kuota daerah. Pertamina juga dipe-rintahkan untuk
menyediakan BBM nonsubsidi berapa pun yang dibutuhkan. Hal itu untuk
mencegah terjadinya kelangkaan BBM seperti yang terjadi di Kalimantan.
Kebijakan berikutnya, kata Presiden, yakni larangan penggunaan BBM
bersubsidi untuk kendaraan pemerintah, baik pusat maupun daerah, juga
untuk BUMN dan BUMD. “Langkah itu kita lakukan dengan cara pemberian
stiker khusus bagi kendaraan yang dilarang menggunakan BBM bersubsidi
tersebut,” ujar Presiden.
Pemerintah, sambung Presiden, juga melarang penggunaan BBM bersubsidi
untuk kendaraan yang digunakan perusahaan perkebunan dan pertambangan.
Untuk menunjang rencana itu, pemerintah akan menerapkan sistem sti-ker
untuk pengawasannya.
Mulai Juni
Penghematan energi juga akan dilakukan pemerintah lewat konversi BBM ke
bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi. Program konversi, kata
Presiden, harus menjadi program utama nasional sebagai upaya mengurangi
ketergantungan pada BBM.
”Pada tahun ini akan diba-ngun stasiun pengisian gas baru sebanyak 33
stasiun, dan sebanyak delapan stasiun akan direvitalisasi kembali. Untuk
langkah awal, mulai tahun ini pemerintah akan membagikan 15 ribu
converter kit atau alat konversi penggunaan BBM menjadi BBG bagi
angkutan umum secara bertahap, dan terus ditingkatkan pada tahun-tahun
mendatang. Diversifikasi dan konversi BBM ke BBG, efektivitasnya memang
baru akan dirasakan pada 2013 mendatang. Namun, langkah ini sekali lagi
merupakan upaya penting dalam penghematan penggunaan BBM bersubsidi, dan
juga penting untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan,” tuturnya.
Presiden juga menginstruksikan penghematan penggunaan listrik dan air di
kantor-kantor pemerintah, pemerintah daerah, BUMN dan BUMD, serta
penerangan jalan. Penghematan itu mulai diberlakukan pada Juni 2012.
Seusai pengumuman Presiden itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Jero Wacik mengatakan kebijakan pengendalian dan penjatahan BBM
bersubsidi sebenarnya sudah mulai diuji coba untuk sejumlah wilayah di
Kalimantan.
“Itu sudah diuji coba di Kalimantan. Nanti akan diterapkan di seluruh
Indonesia. Kita terus kaji dan evaluasi nantinya,” kata Jero. Ia juga
menegaskan penjatahan untuk setiap motor atau mobil nantinya gubernur
yang akan menentukan be sarannya.
___________________________________________________________________________________
Sumber: Victory News Jujur&Cerdas
No comments:
Post a Comment