Menanggapi paripurna DPR terkait RAPBN-P 2012,
maka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan tanggapan resminya.
Menurut SBY, pemerintah mengajukan RAPBN-P
semata upaya untuk menyelamatkan perekonomian nasional. APBN 2012 dilihat sudah
tidak realistis lagi karena terjadi beberapa perubahan asumsi. ”Situasi
berubah, sehingga asumsi juga berubah. Target pertumbuhan ekonomi, inflasi,
harga minyak mentah, dan nilai tukar, semua ini telah mengalami perubahan
asumsi.” jelas SBY.Perubahan ini tentu membuat APBN 2012 harus direvisi.
SBY meyakinkan masyarakat bahwa tidak ada
pemerintah yang berniat menyengsarakan rakyatnya dengan menaikan harga BBM. ”Sejak
Indonesia merdeka, tidak pernah seorang presiden berkeinginan menaikan harga
BBM kalu tidak karena benar-benar terpaksa.” ujar SBY.
Sejarah mencatat pernah terjadi 38 kali
kenaikan harga BBM . “Tujuh kali di antaranya terjadi di era reformasi, serta
tiga kali di antaranya terjadi dalam era kepemimpinan SBY. Namun pernah juga mengalami
tiga kali penurunan harga BBM di era saya.” jelas SBY.
SBY juga menjelaskan bahwa pemerintah tidak
serta merta menaikan harga BBM sebagai antisipasi kenaikan harga minyak dunia.
”Kita tentu lakukan segala hal lainnya. Ketika semua hal tersebut sudah maksimum dan tidak ada jalan lain, maka
kita harus menempuh kenaikan harga BBM.” paparnya.
Dalam pengesahan pasal 7 RAPBN-P 2012 yang
diketok palu oleh DPR melalui persidangan yang ketat dan alot tersebut,
akhirnya disepakati bahwa pemerintah diberikan kewenangan untuk menaikan harga
BBM bilamana dalam 6 bulan terkahir didapatkan harga Indonesia Crude Prices
(ICP) berada pada level rata-rata 15% di atas US$ 105.
“Tentu pemerintah tidak akan langsung
menaikan, masih akan melihat kondisi dahulu sebelum akhirnya memutuskan
menaikan harga BBM ketika pada waktunya kondisi tersebut terjadi.” kata
SBY.
Dijelaskan oleh SBY juga bahwa dalam pasal itu
juga memberikan wewenang kepada pemerintah untuk mengambil tindakan untuk
melakukan langkah lainnya sebagai kompensasi
kenaikan BBM tersebut.
SBY juga menjelaskan bahwa ekonomi global
sekarang sedang berada dalam tekananan, termasuk di dalamnya ekonomi Indonesia.
Adalah penting memastikan bahwa ekonomi Indonesia dapat terjaga terselamatkan
di tengah turbulensi permasalahan ekonomi global.
”Caranya dengan terus mengundang investasi
masuk, memastikan ekspor terus tumbuh, konsumsi masyarakat kuat, serta belanja
pemerintah dalam hal ini APBN tetap bugar untuk menjadi salah satu penggerak
perekonomian.” papar SBY.
Walaupun pemerintah telah dilengkapi
kewenangan ini, Presiden juga menginstruksikan agar jajaran pemerintahan tetap
melanjutkan upaya penghematan energi termasuk diversifikasi energi. Juga
melakukan penghematan anggaran, berupaya mendapatkan peningkatan pemasukan bagi
pemerintah melalui pajak dan non pajak.
”Dan saya juga mengajak rakyat Indonesia untuk
menciptakan suasana kondusif, karena tanpa ketertiban maka kondisi ekonomi kita
akan makin sulit.” jelas SBY.
Demikianlah tanggapan resmi Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono terhadap pengesahan RAPBN-P 2012
Harus nya pom bensin pertamina memberikan sticker kepada mobil mewah sebagai penghargaan jika pakai bbm non subsidi atau pertamax jangan spt mobil ini http://t.co/V2eDPu9F
ReplyDeletesetuju!!!
ReplyDelete