Oleh:
Widjajono Partowidagdo
Terdapat
beberapa anggapan yang keliru mengenai energi di Indonesia diantaranya: 1.
Indonesia adalah Negara yang kaya minyak, padahal tidak. Kita lebih banyak
memiliki energi lain seperti batubara, gas, CBM (Coal Bed Methane),
panas bumi, air, BBN (Bahan Bakar Nabati) dan sebagainya, 2. harga BBM (Bahan
Bakar Minyak) harus murah sekali tanpa berpikir bahwa hal ini menyebabkan
terkurasnya dana Pemerintah untuk subsidi harga BBM, ketergantungan kita kepada
BBM yang berkelanjutan serta kepada impor minyak dan BBM yang makin lama makin
besar serta makin sulitnya energi lain berkembang, 3. investor akan datang
dengan sendirinya tanpa perlu kita bersikap bersahabat dan memberikan iklim
investasi yang baik, 4. peningkatan kemampuan Nasional akan terjadi
dengan sendirinya tanpa keberpihakan Pemerintah.
Potensi
Energi Nasional 2010 (Sumber:
ESDM 2011)
diberikan pada Tabel 1 yang terdiri dari energi fosil dan energi non fosil.
Terlihat bahwa cadangan terbukti minyak Indonesia tinggal 3,7 milyar
barel. Justru, kita lebih banyak memiliki energi non minyak.
Tabel 1
Potensi Energi Nasional 2010
No
|
ENERGI
FOSIL
(TIDAK
TERBARUKAN)
|
SUMBER
DAYA
|
CADANGAN
TERBUKTI
|
POTENSIAL
(Probable+Possible)
|
PRODUKSI
(per
Tahun)
|
||||
1
|
Minyak Bumi (milyar
barel)
|
56,6
|
3,7
|
4,3
|
0,346
|
||||
2
|
Gas Bumi (TSCF)
|
334,5
|
112,4
|
57,6
|
2,9
|
||||
3
|
Batubara (milyar
ton)
|
104,8
|
5,5
|
13,3
|
0,254
|
||||
4
|
Coal Bed Methane/CBM (TSCF)
|
453
|
-
|
-
|
-
|
||||
5
|
Shale gas
(TSCF)
|
574
|
-
|
-
|
-
|
||||
*) Dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan
baru
**) Termasuk Blok Cepu
|
|||||||||
NO
|
ENERGI TERBARUKAN
|
SUMBER DAYA
(SD)
|
KAPASITAS TERPASANG (KT)
|
RASIO KT/SD
(%)
|
|||||
1
|
Tenaga Air
|
75,670 MW
|
5,705.29 MW
|
7.54
|
|||||
2
|
Panas Bumi
|
29,038 MW
|
1,189 MW
|
4.00
|
|||||
3
|
Mini/Mikro Hydro
|
769.69 MW
|
217.89 MW
|
28.31
|
|||||
4
|
Biomass
|
49,810 MW
|
1,618.40 MW
|
3.25
|
|||||
5
|
Tenaga Surya
|
4.80 kWh/m2/day
|
13.5 MW
|
-
|
|||||
6
|
Tenaga Angin
|
3 – 6 m/s
|
1.87 MW
|
-
|
|||||
7
|
Uranium
|
3.000 MW
(e.q. 24,112 ton) for 11 years*)
|
30 MW
|
1.00
|
|||||
*) Hanya
di Kalan – West Kalimantan
Sumber ESDM 2011
Indonesia memproduksi minyak sebesar 345 juta barel, mengekspor minyak mentah sebesar 130 juta barel, mengimpor minyak mentah sebesar
103 juta barel dan
Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar
124 juta barel
pada tahun 2010 (Sumber ESDM 2011) dan mengkonsumsi 423 juta barel. Terdapat defisit sebesar 97 juta barel per tahun. Cadangan terbukti minyak kita hanya 3,7 milyar
barel atau 0,3 % cadangan terbukti dunia. Sebagai Negara net importer
minyak dan yang tidak memiliki cadangan terbukti minyak yang banyak, kita tidak
bijaksana apabila mengikuti harga BBM murah di Negara-negara yang cadangan
minyaknya melimpah.
Tabel
2 Produksi, Ekspor, Impor dan Penerimaan Negara Migas dan Batubara 2011
|
Produksi
|
Ekspor
|
Impor
|
Penerimaan
Negara
|
|
Minyak
|
902 MBOPD
|
902 MBOPD
|
361 MBOPD
|
Minyak:272
MBOPD
BBM:
499 MBOPD
|
Rp.
177,31 Trilyun
|
Gas
|
8443 MMSCFD
|
1506 BOPD
|
4468
MMSCFD (797 MBOPD)
|
|
Rp.
95,14 Trilyun
|
Batubara
|
293 Juta Ton
|
3364 BOPD
|
209
Juta Tons (2400 MBOPD)
|
|
Rp.
65,5 Trilyun
|
Total
|
|
5782 BOPD
|
3558
MBOPD
|
771
MBOPD
|
Rp.
337,95 Trilyun
|
Catatan: M=ribu
dan MM=juta (Sumber: ESDM 2012)
Produksi
dan Cadangan Terbukti Minyak kita turun terus. Walaupun cadangan terbukti gas
kita empat kali lipat cadangan Minyak tetapi program konversi Minyak ke Gas
Domestik tidak berjalan mulus. Program 10.000 MW PLTU (Uap) Batubara tidak
berjalan mulus dan sebagian besar produksi batubara kita diekspor. PLTA (Air)
di luar Jawa kurang berkembang. Program Bahan Bakar Nabati tidak
berjalan seperti yang diharapkan. PLTS (Surya) dan PLTB (Bayu)
banyak yang tidak berfungsi lagi. Berarti ada yang tidak pas di Negeri ini.
Marilah kita evaluasi satu per satu.
Minyak
kurang berkembang karena sistem fiskal dan iklim investasi yang kurang
menarik. Gas kurang termanfaatkan untuk domestik karena harga domestik
yang tidak menarik dan tidak disiapkannya infrastruktur dimasa lalu. PLTU batubara
10.000 MW kurang berkembang karena terdapat masalah negosiasi,
birokrasi dan koordinasi. Kebanyakan batubara diekspor karena harga domestik
yang kurang menarik dibandingkan harga ekspor. PLTA kurang berkembang karena
masalah birokrasi, koordinasi, promosi dan kemauan politik untuk mengembangkan
industri di luar Jawa. Panasbumi kurang berkembang karena harga domestik yang
tidak menarik di masa lalu. Bioenergi kurang berkembang karena masalah harga,
peraturan, insentif, birokrasi, koordinasi dan litbang. Surya dan
bayu tidak terawat karena kurang dikembangkan litbang dan Kemampuan Nasional
disamping masalah birokrasi dan koordinasi. Konservasi kurang berhasil karena
harga energi murah, peraturan (kurangnya insentif untuk penghematan energi), kurangnya
transportasi umum yang baik dan kurangnya dukungan bagi litbang serta kurangnya
peningkatan kemampuan nasional untuk itu.
Menurut
International Sustainable Energy Organization (ISEO) Biaya Energi
Terbarukan seperti Energi Surya, Energi Angin, Panasbumi, Arus Laut dan
Hidrogen akan turun di masa depan, sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Tenaga
Air (PLTA) akan naik (walaupun masih tetap rendah). Biaya Energi Tak Terbarukan
seperti Minyak, Gas, Batubara dan Nuklir akan naik di masa depan.
Batubara
bisa lebih bersih lingkungan, konsekuensinya biayanya lebih mahal. Batubara
bisa dibuat cair (Coal To Liquid atau CTL) atau dijadikan gas. Gas bisa
dibuat cair (Gas To Liquid atau GTL). Gas bisa diperoleh dari Gas Alam
(Potensi 335 TCF), dari CBM (Potensi 454 TCF), Shale Gas (Potensi 574
TCF) dan dari Methane Hydrate (Potensi 625 TCF).
Hal-Hal
yang Perlu Dilakukan:
Kita
perlu meningkatkan cadangan dan produksi migas, meningkatkan pemanfaatan energi
non migas di daerah-daerah, mengurangi subsidi harga energi dan
meningkatkan kemampuan nasional.
A. Meningkatkan Cadangan dan Produksi
Migas:
Meningkatkan cadangan migas dapat dilakukan dengan
meningkatkan eksplorasi migas untuk menemukan lapangan–lapangan baru dan meningkatkan Enhanced Oil Recovery di
lapangan-lapangan yang sudah ada:
1. Meningkatkan
Eksplorasi Migas dimana Indonesia mempunyai Potensial resources sebesar 56
Milyar Barel. Perlu disadari bahwa Resources ini tidak akan jadi Proven
Reserves tanpa Eksplorasi. Apabila terdapat Investasi untuk Eksplorasi sehingga
setengah dari Potensi tersebut dapat menjadi terbukti maka terdapat tambahan
Cadangan sebesar 28 milyar barel. Dari Shale gas, CBM. Perlu dicatat bahwa
eksplorasi di laut dalam, daerah terpencil dan pemboran dalam lebih mahal. Hal-hal
yang perlu dilakukan:
a. Perlu sistem Fiskal yang lebih menjamin keuntungan
atau mengurangi resiko kontraktor dengan memberikan bagian pemerintah
atau GT (Government Take) yang kecil untuk R/C (Revenue/Cost) yang kecil dan GT
yang besar untuk R/C yang besar yang berlaku untuk minyak, gas dan CBM (Coal
Bed Methane).
b. Meningkatkan Kualitas Pelelangan dan Informasi Wilayah Kerja
yang ditawarkan (dengan studi Geofisika dan Geologi yang lebih baik) supaya
diperoleh Perusahaan-perusahaan Migas yang Bonafide.
c. Meningkatkan Iklim Investasi Migas dengan Regulasi dan
Birokrasi serta Koordinasi antar Institusi dan Birokrat yang mendukungnya. Perlu diatasi permasalahan-
permasalahan yang terdapat di daerah operasi, yaitu: 1. Pembebasan Tanah 2. Kehutanan
3. Masalah perijinan dan biokrasi, 4. Desentralisasi, 5. Koordinasi.
d. Perlu peningkatan kualitas aturan
hukum, stabilitas politik, kepastian regulasi, sistem birokrasi dan
informasi di lingkungan ESDM dan koordinasi antar institusi terkait (Kementerian
Keuangan, Kementerian ESDM, Bappenas, Kementerian Kehutanan, Kementerian
Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri dan lain lain) serta antar
Pusat dan Daerah dan antar Daerah di bidang migas.
2. Meningkatkan
Enhanced Oil Recovery (EOR) di Lapangan-lapangan Produksi yang
mempunyai Remaining Oil in Place sebesar 60 milyar Barel. Artinya
kalau kita dapat memproduksikan seperempatnya saja dengan EOR maka kita kita
mendapat tambahan Cadangan Terbukti sebesar 15 milyar barel. Perlu dicatat
bahwa biaya EOR lebih mahal. Yang perlu dilakukan:
a. Mendanai Peningkatan Penelitian EOR di Perguruan Tinggi dan
Lembaga Penelitian terutama yang sudah melakukannya.
b. Mewajibkan Kontraktor Migas untuk Studi Potensi EOR dan
melakukan Pilot EOR dengan memberi kesempatan kepada Institusi Domestik.
c. Memberi Insentif bagi Penambahan Produksi akibat EOR.
3. Meningkatkan Eksplorasi Shale Gas, CBM dan Methane Hydrate
Apabila
terdapat Investasi untuk Eksplorasi sehingga seperempat dari CBM (Potensi 454
TCF), Shale Gas (Potensi 574 TCF) dan Methane Hydrate (Potensi
625 TCF) dapat ditemukan maka kita mendapat Cadangan Terbukti sebesar 413 TCF.
B.
Meningkatkan Pemanfaatan Energi Non Migas di daerah2:
Perlu
dibuat peta dan perkiraan potensi energi non migas yang lebih rinci disetiap
daerah. Perlu ditawarkan kepada investor pengembangan energi tersebut. Apabila
di daerah tersebut diketahui kekurangan permintaan energi maka diundang
investor untuk mengembangkan industri di daerah tersebut sehingga diciptakan
permintaan energi dan lapangan pekerjaan. Untuk itu perlu ditingkatkan
kemampuan daerah secepat mungkin dengan Pejabat2nya mengikuti workshop Analisis
Kebijakan dalam jangka pendek dan mengirim Pejabat2nya mengambil S2 baik di
dalam dan di luar negeri. serta meningkatan kualitas pendidikan dasar, menengah
dan tinggi di daerah. Perlu diperbanyak desa mandiri pangan dan energi. Perlu langgung
jawab lingkungan fisik dan sosial dibagi Daerah dan Perusahaan mengingat
Daerah juga mendapat dana dari energi.
C.
Membereskan Masalah Listrik
Perlu
menfasilitasi PLN agar kontraktor bisa menyelesaikan proyek 10.000 MW Tahap
1dan belajar dari kendala-kendala Tahap 1 kita selesaikan 10.000 MW Tahap 2
lebih baik dan lebih cepat. Wajib memakai bahan bakar non BBM (batubara, gas,
panasbumi, air dan enegi terbarukan lainnya) untuk mengurangi subsidi BBM dan
biaya listrik. Untuk itu diperlukan harga domestic yang menarik investor.
D. Mengurangi Subsidi Harga Energi
Perlu
diminimalkannya penggunaan BBM untuk transportasi, rumah tangga, listrik
dan industri. Bagi pengguna kendaraan pribadi dipersilahkan memakai BBM tanpa
subsidi. Apabila Indonesia bisa memakai
energi yang lebih murah sebagai pengganti BBM (yang mahal) maka kita bisa
menggunakan Dana Subsidi Harga BBM dan Subsidi Listrik untuk Dana Pembangunan
untuk menjadikan Indonesia lebih baik. Subsidi BBM untuk transportasi adalah
Rp. 165,2 Trilyun dan subsidi untuk listrik (yang sebagian besar diakibatkan
oleh BBM) adalah Rp. 90,5 Trilyun di tahun 2011.
Alternatifnya
adalah secara bertahap perlu Dinaikkan Harga BBM atau Pembatasan Pemakaian BBM
dan disaat yang sama disediakan Energi Alternatif Non BBM serta ditingkatkan
Penggunaan Transportasi Umum yang nyaman serta perlu Insentif untuk
Kendaraan dan Peralatan Hemat Energi dan tidak menggunakan BBM.
E. Peningkatan Kemampuan Nasional
Peningkatan Kemampuan Nasional migas akan terjadi apabila
terdapat keperpihakan pemerintah misalnya untuk kontrak-kontrak migas yang
sudah habis maka pengelolaannya diutamakan untuk perusahaan nasional dengan
mempertimbangkan program kerja, kemampuan teknis dan keuangan. Tidak tertutup
kemungkinan tetap bekerjasama dengan Operator sebelumnya. Hal lain yang perlu
dilakukan adalah pinjaman dari bank nasional untuk membiayai kegiatan produksi
energi nasional dengan kehati-hatian. Perlu ditingkatkan partisipasi Indonesia
untuk kegiatan migas Internasional.
Perlu
peningkatan kemampuan perusahaan nasional sehingga menjadi perusahaan
multinasional sehingga dari usahanya di luar negeri bisa memasok kebutuhan
dalam negeri.
Selain migas dan batubara perlu
dikembangkan pengembangan energi fosil yang unconventional seperti CBM, shale
gas, hydrate
Perlu pengembangan semaksimal
mungkin dengan meningkatkan iklim investasi untuk panasbumi, batubara
mulut tambang, panasbumi dalam, pegurangan flare gas disamping peningkatan
kemampuan nasional
Perlu pengembangan semaksimal
mungkin dengan meningkatkan iklim investasi untuk energy surya, bayu,
bioenergi, laut, mikrohidro disamping peningkatan kemampuan nasional
serta penguasaan teknologinya.
Untuk itu dibutuhkan kerjasama dan
kasih sayang, kejujuran dan keterbukaan, kerja keras dan cerdas dari seluruh
Bangsa Indonesia. Kita perlu melakukan hal-hal yang benar untuk Negeri ini.
Ketika Harry Potter
"selamat" dari Voldemore (Musuhnya), Dumbledore (Kepala
Sekolahnya): mengatakan: "Someday, you will have to choose between
what is right and what is easy" artinya
“Suatu saat kamu harus memilih antara yang gampang dan yang benar”. Pilihan kita, mau "benar" tetapi
,walaupun sulit, "berhasil" di jangka panjang atau mau
"gampang" tetapi "standstill" tidak kemana mana.
Menurut Yasadipura (kakek Ranggawarsita) mengatakan: "Waniya ing
gampang, wediya ing pakewuh, sabarang nora tumeka." artinya: sukailah
kemudahan, takutilah kesulitan, maka tidak ada yang diperoleh
Persoalan energi dan bangsa tidak
bisa hanya diselesaikan oleh Pemerintah saja. Negara yang baik
membutuhkan adilnya Pemimpin, amalnya Pengusaha, ilmunya Akademisi (Ulama)
serta kesabaran, kemandirian dan keperdulian Masyarakat.
Pemimpin seyogyanya mempunyai
pemahaman tentang kebijakan publik yang baik dan bukanlah orang yang
emosional. Menurut Naisbitt : “Pemimpin adalah guru, fasilitator dan pelatih.
Anda selalu memimpin melalui contoh”.
Told G. Buchholz dalam bukunya "New
Ideas From Dead Economists" mengatakan bahwa ekonomi adalah ilmu memilih.
Dia bukan memberitahu kita apa yang dipilih, tetapi menolong kita mengerti
konsekuensi-konsekuensi dari pilihan-pilihan kita.Perlu disadari bahwa manusia
harus membuat pilihan-pilihan yang sulit. Kita tidak tinggal di surga, dimana
susu dan madu mengalir. Dunia penuh keterbatasan, sehingga kita tidak dapat
mendapatkan semua sekaligus. Sedangkan politik adalah proses yang menentukan
pandangan-pandangan (values) siapa yang akan berlaku di masyarakat.
Sehingga, politik adalah proses untuk menentukan pilihan kita. Akibatnya
ekonomi sangat dekat dengan politik.
Pilihan Politik hanya akan keliru
apabila Politisi (Pemimpin)nya Tidak Mengerti atau dia Punya Kepentingan.
Sehingga, Politik hanya akan Indah apabila Politisinya Cerdas dan Bermoral. Tugas
kita adalah membuat Masyarakat Cerdas dan Bermoral karena mereka akan Memilih
Politisi yang Cerdas dan Bermoral pula serta bisa Mengkoreksi apabila Keputusan
Politiknya Keliru.
Negara berkembang harus lebih
memikirkan pemerataan dan keadilan daripada kemakmuran sebagian orang, seperti
dinyatakan Charles Handy dalam bukunya "Beyond Certainty"
(1996) : “Kamu tidak membuat orang miskin kaya dengan membuat orang kaya makin kaya
akibat kekayaannya menetes karena tidak. Sebaliknya, berlaku lawannya - kamu membuat orang kaya
lebih kaya dengan membuat orang miskin kaya karena kemudian mereka mempunyai uang lebih banyak
untuk dibelanjakan.”
Negara-negara yang bisa berubah
menjadi negara maju adalah negara yang mau belajar dan bekerja keras untuk
menjadi mandiri, tidak menutup diri terhadap negara lain tetapi tidak mau
didikte pihak lain, karena dia tahu apa yang baik buat dirinya. Persyaratan
utama lainnya adalah masyarakat yang bermoral dan berpendidikan serta good
governance yang mempunyai peraturan, hukum dan peradilan serta keadilan dan
ketransparanan yang baik. Korupsi tidak akan memajukan teknologi karena
masyarakat hanya bersaing memberi upeti. Link and Match antara industri
dan dunia akademis akan lemah selama suatu bangsa tidak ingin mandiri, karena kebanyakan
penelitian dan pengembangan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional.
Kerjasama dengan negara-negara maju hanya akan bermanfaat apabila negara
berkembang tahu yang baik untuknya dan selalu meningkatkan pengetahuan dan
teknologi masyarakatnya. Hanya orang yang lebih bodoh yang dapat dibodohi.
Penulis percaya bahwa untuk
menyelesaikan permasalahan Indonesia dan membuatnya lebih baik dibutuhkan network.
Naisbitt menyatakan bahwa Network adalah masyarakat yang berbicara satu
sama lain, saling membagi ide, informasi dan sumber daya. Network
menawarkan apa yang tidak dapat diberikan birokrasi yaitu hubungan horisontal
yang tidak membeda-bedakan orang (egalitarian). Dalam lingkungan network,
penghargaan justru datang dengan memberdayakan orang lain dan bukan
memperdayakannya. Network berguna untuk siapa saja yang membutuhkan
orang lain.
Indonesia bisa maju dengan pemimpin
yang baik, partisipasi daerah, koordinasi antar institusi, pengusaha yang
beramal, masyarakat yang mencintai satu sama lain. Lagunya The Beatles All you need is Love berlaku
di mana-mana. Love is sharing, caring, giving and forgiving atau cinta adalah berbagi, perduli, memberi
dan memaafkan. Jaman sudah berubah, dulu sentralisasi sekarang demokrasi
dan desentralisasi sehingga perlu kebersamaan. Tuhan sayang kepada yang
menyayangi ciptaannya. Jangan bermusuhan. Daripada kita mencari musuh, lebih
baik membuat musuh tersebut menjadi teman. Dalam film Two Weeks Notice,
Sandra Bullock (Aktivis yang ingin mempertahankan gedung bersejarah)
menjalankan taktik Sun Tzu: “Keep your friends close and your enemies closer”
(Usahakan temanmu dekat dan musuhmu lebih dekat) dapat menaklukkan Hugh Grant
(konglomerat yang ingin menghancurkan gedung tersebut untuk aktivitas
bisnisnya). Akhirnya, Hugh Grant membatalkan niatnya, bahkan mereka menikah.
Penulis mengajarkan di kelas (ITB)
bahwa Cara Belajar terbaik adalah dengan Mengajar dan Menulis, Cara Mengajar
yang terbaik adalah dengan Contoh (Melaksanakan) dan Cara Melaksanakan yang
terbaik adalan dengan Cinta (Kasih Sayang) dan dengan antusias karena hal
tersebut sangat disukai Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Enthusiasm
(antusias) berasal dari en theo yang berarti Tuhan di dalam (diri). Apabila suatu usaha
sesuai dengan
kehendakNya maka tidak ada istilah tidak mungkin berhasil. Cinta adalah energi
yang terbesar yang dimiliki suatu Bangsa.
No comments:
Post a Comment