Tuesday, March 27, 2012

Energi Untuk Indonesia Yang Lebih Baik


Oleh: Widjajono Partowidagdo
Terdapat beberapa anggapan yang keliru mengenai energi di Indonesia diantaranya: 1. Indonesia adalah Negara yang kaya minyak, padahal tidak. Kita lebih banyak memiliki energi lain seperti batubara, gas, CBM (Coal Bed Methane), panas bumi, air, BBN (Bahan Bakar Nabati) dan sebagainya, 2. harga BBM (Bahan Bakar Minyak) harus murah sekali tanpa berpikir bahwa hal ini menyebabkan terkurasnya dana Pemerintah untuk subsidi harga BBM, ketergantungan kita kepada BBM yang berkelanjutan serta kepada impor minyak dan BBM yang makin lama makin besar serta makin sulitnya energi lain berkembang, 3. investor akan datang dengan sendirinya tanpa perlu kita bersikap bersahabat dan memberikan iklim investasi yang baik,  4. peningkatan kemampuan Nasional akan terjadi dengan sendirinya tanpa keberpihakan Pemerintah.
Potensi Energi Nasional 2010 (Sumber: ESDM  2011) diberikan pada Tabel 1 yang terdiri dari energi fosil dan energi non fosil. Terlihat bahwa cadangan terbukti minyak Indonesia tinggal 3,7 milyar barel.  Justru, kita lebih banyak memiliki energi non minyak.
Tabel 1 Potensi Energi Nasional 2010
No
ENERGI FOSIL
 (TIDAK TERBARUKAN)
SUMBER DAYA
CADANGAN TERBUKTI
POTENSIAL (Probable+Possible)
PRODUKSI
(per Tahun)

1
Minyak Bumi (milyar barel)
56,6
3,7
4,3
0,346

2
Gas Bumi (TSCF)
334,5
112,4
57,6
2,9

3
Batubara (milyar ton)
104,8
5,5
13,3
0,254

4
Coal Bed Methane/CBM (TSCF)
453
-
-
-

5
Shale gas (TSCF)
574
-
-
-

 *) Dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru
**) Termasuk Blok Cepu
NO
ENERGI TERBARUKAN
SUMBER DAYA
(SD)
KAPASITAS TERPASANG (KT)
RASIO KT/SD
(%)

1
Tenaga Air
75,670 MW
5,705.29 MW
7.54

2
Panas Bumi
29,038 MW
1,189 MW
4.00

3
Mini/Mikro Hydro
769.69 MW
217.89 MW
28.31

4
Biomass
49,810 MW
1,618.40 MW
3.25

5
Tenaga Surya
4.80 kWh/m2/day
13.5 MW
-

6
Tenaga Angin
3 – 6 m/s
1.87 MW
-

7
Uranium
3.000 MW
(e.q. 24,112 ton) for 11 years*)
30 MW
1.00

  *) Hanya di Kalan – West Kalimantan
     Sumber ESDM 2011
Indonesia memproduksi minyak sebesar 345 juta barel, mengekspor minyak mentah sebesar 130 juta barel, mengimpor minyak mentah sebesar 103 juta barel dan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 124 juta barel pada tahun 2010 (Sumber ESDM 2011) dan mengkonsumsi 423 juta barel. Terdapat defisit sebesar 97 juta barel per tahun. Cadangan terbukti minyak kita hanya 3,7 milyar barel atau 0,3 % cadangan terbukti dunia. Sebagai Negara net importer minyak dan yang tidak memiliki cadangan terbukti minyak yang banyak, kita tidak bijaksana apabila mengikuti harga BBM murah di Negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah.
Tabel 2 Produksi, Ekspor, Impor dan Penerimaan Negara Migas dan Batubara 2011

Produksi
Ekspor
Impor
Penerimaan Negara
Minyak
902  MBOPD
902  MBOPD
361  MBOPD

Minyak:272 MBOPD
BBM: 499 MBOPD
Rp. 177,31 Trilyun

Gas
8443 MMSCFD
1506 BOPD
4468 MMSCFD             (797 MBOPD)

Rp. 95,14 Trilyun
Batubara
293 Juta Ton 
3364 BOPD
209 Juta Tons    (2400 MBOPD)

Rp. 65,5 Trilyun
Total

5782 BOPD
3558 MBOPD
771 MBOPD
Rp. 337,95 Trilyun
Catatan: M=ribu dan MM=juta (Sumber: ESDM 2012)
Produksi dan Cadangan Terbukti Minyak kita turun terus. Walaupun cadangan terbukti gas kita empat kali lipat cadangan Minyak tetapi program konversi Minyak ke Gas Domestik tidak berjalan mulus. Program 10.000 MW PLTU (Uap) Batubara tidak berjalan mulus dan sebagian besar produksi batubara kita diekspor. PLTA (Air)  di luar Jawa kurang berkembang. Program Bahan Bakar Nabati tidak berjalan seperti yang diharapkan.  PLTS (Surya) dan PLTB (Bayu) banyak yang tidak berfungsi lagi. Berarti ada yang tidak pas di Negeri ini. Marilah kita evaluasi satu per satu. 
Minyak kurang berkembang karena sistem fiskal dan iklim investasi yang kurang menarik. Gas kurang termanfaatkan untuk domestik karena harga domestik yang tidak menarik dan tidak disiapkannya infrastruktur dimasa lalu. PLTU batubara 10.000 MW kurang berkembang karena terdapat masalah  negosiasi, birokrasi dan koordinasi. Kebanyakan batubara diekspor karena harga domestik yang kurang menarik dibandingkan harga ekspor. PLTA kurang berkembang karena masalah birokrasi, koordinasi, promosi dan kemauan politik untuk mengembangkan industri di luar Jawa. Panasbumi kurang berkembang karena harga domestik yang tidak menarik di masa lalu. Bioenergi kurang berkembang karena masalah harga, peraturan, insentif, birokrasi, koordinasi  dan litbang. Surya dan bayu tidak terawat karena kurang dikembangkan litbang dan Kemampuan Nasional disamping masalah birokrasi dan koordinasi. Konservasi kurang berhasil karena harga energi murah, peraturan (kurangnya insentif untuk penghematan energi), kurangnya transportasi umum yang baik dan kurangnya dukungan bagi litbang serta kurangnya peningkatan kemampuan nasional untuk itu.
Menurut International Sustainable Energy Organization (ISEO) Biaya Energi Terbarukan seperti Energi Surya, Energi Angin, Panasbumi, Arus Laut dan Hidrogen akan turun di masa depan, sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Tenaga Air (PLTA) akan naik (walaupun masih tetap rendah). Biaya Energi Tak Terbarukan seperti Minyak, Gas, Batubara dan Nuklir akan naik  di masa depan.
Batubara bisa lebih bersih lingkungan, konsekuensinya biayanya lebih mahal. Batubara bisa dibuat cair (Coal To Liquid atau CTL) atau dijadikan gas. Gas bisa dibuat cair (Gas To Liquid atau GTL). Gas bisa diperoleh dari Gas Alam (Potensi 335 TCF), dari CBM (Potensi 454 TCF), Shale Gas (Potensi 574 TCF) dan dari Methane Hydrate (Potensi 625 TCF).

Hal-Hal yang Perlu Dilakukan:
Kita perlu meningkatkan cadangan dan produksi migas, meningkatkan pemanfaatan energi non migas di daerah-daerah, mengurangi subsidi harga energi dan meningkatkan kemampuan nasional.
 A. Meningkatkan Cadangan dan Produksi Migas:
Meningkatkan cadangan migas dapat dilakukan dengan meningkatkan eksplorasi migas untuk menemukan lapangan–lapangan baru dan meningkatkan Enhanced Oil Recovery  di lapangan-lapangan yang sudah ada:
1. Meningkatkan Eksplorasi Migas dimana Indonesia mempunyai Potensial resources sebesar 56 Milyar Barel. Perlu disadari bahwa Resources ini tidak akan jadi Proven Reserves tanpa Eksplorasi. Apabila terdapat Investasi untuk Eksplorasi sehingga setengah dari Potensi tersebut dapat menjadi terbukti maka terdapat tambahan Cadangan sebesar 28 milyar barel. Dari Shale gas, CBM. Perlu dicatat bahwa eksplorasi di laut dalam, daerah terpencil dan pemboran dalam lebih mahal. Hal-hal yang perlu dilakukan: 
a.    Perlu sistem Fiskal yang lebih menjamin keuntungan atau mengurangi resiko kontraktor dengan memberikan bagian pemerintah  atau GT (Government Take) yang kecil untuk R/C (Revenue/Cost) yang kecil dan GT yang besar untuk R/C yang besar yang berlaku untuk minyak, gas dan CBM (Coal Bed Methane).
b.    Meningkatkan Kualitas Pelelangan dan Informasi Wilayah Kerja yang ditawarkan (dengan studi Geofisika dan Geologi yang lebih baik) supaya diperoleh Perusahaan-perusahaan Migas yang Bonafide.
c.    Meningkatkan Iklim Investasi Migas dengan Regulasi dan Birokrasi serta Koordinasi antar Institusi dan Birokrat yang mendukungnya. Perlu diatasi  permasalahan- permasalahan yang terdapat di daerah operasi, yaitu: 1. Pembebasan Tanah 2. Kehutanan 3. Masalah perijinan dan biokrasi, 4. Desentralisasi, 5. Koordinasi.
d.    Perlu peningkatan kualitas aturan hukum, stabilitas politik, kepastian regulasi, sistem birokrasi dan informasi di lingkungan ESDM dan koordinasi antar institusi terkait (Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Bappenas, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri dan lain lain)  serta antar Pusat dan Daerah dan antar Daerah di bidang migas.

2. Meningkatkan Enhanced Oil Recovery (EOR) di Lapangan-lapangan  Produksi yang mempunyai Remaining Oil in Place sebesar 60 milyar Barel. Artinya kalau kita dapat memproduksikan seperempatnya saja dengan EOR maka kita kita mendapat tambahan Cadangan Terbukti sebesar 15 milyar barel. Perlu dicatat bahwa biaya EOR lebih mahal. Yang perlu dilakukan:
a.    Mendanai Peningkatan Penelitian EOR di Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian terutama yang sudah melakukannya.
b.    Mewajibkan Kontraktor Migas untuk Studi Potensi EOR dan melakukan Pilot EOR dengan memberi kesempatan kepada Institusi Domestik.
c.    Memberi Insentif bagi Penambahan Produksi akibat EOR. 

3.  Meningkatkan Eksplorasi Shale Gas, CBM dan Methane Hydrate
Apabila terdapat Investasi untuk Eksplorasi sehingga seperempat dari CBM (Potensi 454 TCF), Shale Gas (Potensi 574 TCF) dan Methane Hydrate (Potensi 625 TCF) dapat ditemukan maka kita mendapat Cadangan Terbukti sebesar 413 TCF.

B. Meningkatkan Pemanfaatan Energi Non Migas di daerah2:
Perlu dibuat peta dan perkiraan potensi energi non migas yang lebih rinci disetiap daerah. Perlu ditawarkan kepada investor pengembangan energi tersebut. Apabila di daerah tersebut diketahui kekurangan permintaan energi maka diundang investor untuk mengembangkan industri di daerah tersebut sehingga diciptakan permintaan energi dan lapangan pekerjaan. Untuk itu perlu ditingkatkan kemampuan daerah secepat mungkin dengan Pejabat2nya mengikuti workshop Analisis Kebijakan dalam jangka pendek dan mengirim Pejabat2nya mengambil S2 baik di dalam dan di luar negeri. serta meningkatan kualitas pendidikan dasar, menengah dan tinggi di daerah. Perlu diperbanyak desa mandiri pangan dan energi. Perlu langgung jawab  lingkungan fisik dan sosial dibagi Daerah dan Perusahaan mengingat Daerah juga mendapat dana dari energi.
C. Membereskan Masalah Listrik
Perlu menfasilitasi PLN agar kontraktor bisa menyelesaikan proyek 10.000 MW Tahap 1dan belajar dari kendala-kendala Tahap 1 kita selesaikan 10.000 MW Tahap 2 lebih baik dan lebih cepat. Wajib memakai bahan bakar non BBM (batubara, gas, panasbumi, air dan enegi terbarukan lainnya) untuk mengurangi subsidi BBM dan biaya listrik. Untuk itu diperlukan harga domestic yang menarik investor.
D. Mengurangi Subsidi Harga Energi
Perlu diminimalkannya penggunaan BBM untuk transportasi, rumah tangga, listrik dan industri. Bagi pengguna kendaraan pribadi dipersilahkan memakai BBM tanpa subsidi.  Apabila Indonesia bisa memakai energi yang lebih murah sebagai pengganti BBM (yang mahal) maka kita bisa menggunakan Dana Subsidi Harga BBM dan Subsidi Listrik untuk Dana Pembangunan untuk menjadikan Indonesia lebih baik. Subsidi BBM untuk transportasi adalah Rp. 165,2 Trilyun dan subsidi untuk listrik (yang sebagian besar diakibatkan oleh BBM) adalah Rp. 90,5 Trilyun di tahun 2011.
Alternatifnya adalah secara bertahap perlu Dinaikkan Harga BBM atau Pembatasan Pemakaian BBM dan disaat yang sama disediakan Energi Alternatif Non BBM serta ditingkatkan Penggunaan Transportasi Umum yang nyaman  serta perlu Insentif untuk Kendaraan dan Peralatan Hemat Energi dan tidak menggunakan BBM.

E. Peningkatan Kemampuan Nasional
Peningkatan Kemampuan Nasional migas akan terjadi apabila terdapat keperpihakan pemerintah misalnya untuk kontrak-kontrak migas yang sudah habis maka pengelolaannya diutamakan untuk perusahaan nasional dengan mempertimbangkan program kerja, kemampuan teknis dan keuangan. Tidak tertutup kemungkinan tetap bekerjasama dengan Operator sebelumnya. Hal lain yang perlu dilakukan adalah pinjaman dari bank nasional untuk membiayai kegiatan produksi energi nasional dengan kehati-hatian. Perlu ditingkatkan partisipasi Indonesia untuk kegiatan migas Internasional.
Perlu peningkatan kemampuan perusahaan nasional sehingga menjadi perusahaan multinasional sehingga dari usahanya di luar negeri bisa memasok kebutuhan dalam negeri.
Selain migas dan batubara perlu dikembangkan pengembangan energi fosil yang unconventional seperti CBM, shale gas, hydrate
Perlu pengembangan semaksimal mungkin dengan meningkatkan iklim investasi untuk panasbumi, batubara mulut tambang, panasbumi dalam, pegurangan flare gas disamping peningkatan kemampuan nasional
Perlu pengembangan semaksimal mungkin dengan meningkatkan iklim investasi untuk energy surya, bayu, bioenergi, laut, mikrohidro disamping  peningkatan kemampuan nasional serta penguasaan teknologinya.
Untuk itu dibutuhkan kerjasama dan kasih sayang, kejujuran dan keterbukaan, kerja keras dan cerdas dari seluruh Bangsa Indonesia. Kita perlu melakukan hal-hal yang benar untuk Negeri ini.
Ketika Harry Potter "selamat" dari Voldemore (Musuhnya), Dumbledore (Kepala Sekolahnya): mengatakan: "Someday, you will have to choose between what is right and what is easy" artinya “Suatu saat kamu harus memilih antara yang gampang dan yang benar”.  Pilihan kita, mau "benar" tetapi ,walaupun sulit, "berhasil" di jangka panjang atau mau "gampang" tetapi "standstill" tidak kemana mana. Menurut Yasadipura (kakek Ranggawarsita) mengatakan: "Waniya ing gampang, wediya ing pakewuh, sabarang nora tumeka." artinya: sukailah kemudahan, takutilah kesulitan, maka tidak ada yang diperoleh
Persoalan energi dan bangsa tidak bisa hanya diselesaikan oleh Pemerintah saja.  Negara yang baik membutuhkan adilnya Pemimpin, amalnya Pengusaha, ilmunya Akademisi (Ulama) serta kesabaran, kemandirian dan keperdulian Masyarakat.
Pemimpin seyogyanya mempunyai pemahaman tentang kebijakan publik yang  baik dan bukanlah orang yang emosional. Menurut Naisbitt : “Pemimpin adalah guru, fasilitator dan pelatih. Anda selalu memimpin melalui contoh”.
Told G. Buchholz dalam bukunya "New Ideas From Dead Economists"  mengatakan bahwa ekonomi adalah ilmu memilih. Dia bukan memberitahu kita apa yang dipilih, tetapi menolong kita mengerti konsekuensi-konsekuensi dari pilihan-pilihan kita.Perlu disadari bahwa manusia harus membuat pilihan-pilihan yang sulit. Kita tidak tinggal di surga, dimana susu dan madu mengalir. Dunia penuh keterbatasan, sehingga kita tidak dapat mendapatkan semua sekaligus. Sedangkan politik adalah proses yang menentukan pandangan-pandangan (values) siapa yang akan berlaku di masyarakat. Sehingga, politik adalah proses untuk menentukan pilihan kita. Akibatnya ekonomi sangat dekat dengan politik.
Pilihan Politik hanya akan keliru apabila Politisi (Pemimpin)nya Tidak Mengerti atau dia Punya Kepentingan. Sehingga, Politik hanya akan Indah apabila Politisinya Cerdas dan Bermoral. Tugas kita adalah membuat Masyarakat Cerdas dan Bermoral karena mereka akan Memilih Politisi yang Cerdas dan Bermoral pula serta bisa Mengkoreksi apabila Keputusan Politiknya Keliru.
Negara berkembang harus lebih memikirkan pemerataan dan keadilan daripada kemakmuran sebagian orang, seperti dinyatakan Charles Handy dalam bukunya "Beyond Certainty" (1996) : “Kamu tidak membuat orang miskin kaya dengan membuat orang kaya makin kaya akibat kekayaannya menetes karena tidak. Sebaliknya,  berlaku lawannya - kamu membuat orang kaya lebih kaya dengan membuat orang miskin kaya karena  kemudian mereka mempunyai uang lebih banyak untuk dibelanjakan.”
Negara-negara yang bisa berubah menjadi negara maju adalah negara yang mau belajar dan bekerja keras untuk menjadi mandiri, tidak menutup diri terhadap negara lain tetapi tidak mau didikte pihak lain, karena dia tahu apa yang baik buat dirinya. Persyaratan utama lainnya adalah masyarakat yang bermoral dan berpendidikan serta good governance yang mempunyai peraturan, hukum dan peradilan serta keadilan dan ketransparanan yang baik. Korupsi tidak akan memajukan teknologi karena masyarakat hanya bersaing memberi upeti. Link and Match antara industri dan dunia akademis akan lemah selama suatu bangsa tidak ingin mandiri, karena kebanyakan penelitian dan pengembangan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional. Kerjasama dengan negara-negara maju hanya akan bermanfaat apabila negara berkembang tahu yang baik untuknya dan selalu meningkatkan pengetahuan dan teknologi masyarakatnya. Hanya orang yang lebih bodoh yang dapat dibodohi.
Penulis percaya bahwa untuk menyelesaikan permasalahan Indonesia dan membuatnya lebih baik dibutuhkan network. Naisbitt menyatakan bahwa Network adalah masyarakat yang berbicara satu sama lain, saling membagi ide, informasi dan sumber daya. Network menawarkan apa yang tidak dapat diberikan birokrasi yaitu hubungan horisontal yang tidak membeda-bedakan orang (egalitarian). Dalam lingkungan network, penghargaan justru datang dengan memberdayakan orang lain dan bukan memperdayakannya. Network berguna untuk siapa saja yang membutuhkan orang lain.
Indonesia bisa maju dengan pemimpin yang baik, partisipasi daerah, koordinasi antar institusi, pengusaha yang beramal, masyarakat yang mencintai satu sama lainLagunya The Beatles All you need is Love berlaku di mana-mana. Love is sharing, caring, giving and forgiving atau cinta adalah berbagi, perduli, memberi dan memaafkan. Jaman sudah berubah, dulu sentralisasi sekarang demokrasi dan desentralisasi sehingga perlu kebersamaan. Tuhan sayang kepada yang menyayangi ciptaannya. Jangan bermusuhan. Daripada kita mencari musuh, lebih baik membuat musuh tersebut menjadi teman. Dalam film Two Weeks Notice, Sandra Bullock (Aktivis yang ingin mempertahankan gedung bersejarah) menjalankan taktik Sun Tzu: “Keep your friends close and your enemies closer” (Usahakan temanmu dekat dan musuhmu lebih dekat) dapat menaklukkan Hugh Grant (konglomerat yang ingin menghancurkan gedung tersebut untuk aktivitas bisnisnya). Akhirnya, Hugh Grant membatalkan niatnya, bahkan mereka menikah.
Penulis mengajarkan di kelas (ITB) bahwa Cara Belajar terbaik adalah dengan Mengajar dan Menulis, Cara Mengajar yang terbaik adalah dengan Contoh (Melaksanakan) dan Cara Melaksanakan yang terbaik adalan dengan Cinta (Kasih Sayang) dan dengan antusias karena hal tersebut sangat disukai Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Enthusiasm (antusias) berasal dari en theo yang berarti Tuhan di dalam (diri). Apabila suatu usaha sesuai dengan kehendakNya maka tidak ada istilah tidak mungkin berhasil. Cinta adalah energi yang terbesar yang dimiliki suatu Bangsa.

No comments:

Post a Comment