Sebelum menilai kalau kenaikan harga BBM itu sangat buruk
dan tidak efektif, coba ditelaah terlebih dulu dan dipikirkan sekali, dan juga
coba dilihat kebijakan pemerintah apa saja yang telah diputuskan sebelumnya yang mungkin bisa dibuat perbandingan bahwa pemerintah tidak salah mengambil kebijakan dan tidak asal mengambil kebijakan loh .
Harga minyak mentah sangat berpengaruh sekali terhadap
kenaikan harga BBM bersubsidi, hubungannya berbanding lurus. Makin melonjak
harga minyak mentah maka makin bertambah pula harga jual BBM bersubsidi begitu
juga sebaliknya.
Sebagai gambaran, pada Mei 2008 harga rata rata minyak
mintah Indonesia mencapai US 121 perbarel.
Pada saat itu, pemerintah terpaksa menaikkan harga premium dari Rp
4500,- menjadi naik ke Rp 6000 per liter. Namun, per 1 Desember 2008, Presiden
SBY menurunkan harga premium menjadi Rp 5500,- per liter karena rata rata harga
minyak mentah Indonesia sejak bulan awal Januari-Desember 2008 sudah turun
menjadi US 95,87 per barrel. Sejalan dengan penurunan harga minyak mentah
Indonesia.
Presiden SBY juga bahkan menurunkan lagi harga jual Premium
menjadi Rp 5000,- per liter (15 Desember 2008) dan bahkan sekali lagi diturunkan
lagi menjadi Rp 4500 per liter pada tanggal 15 Januari 2009.
Sejak saat itu, harga premium dan solar tidak pernah naik
kendati harga minyak mentah Indonesia kembali melonjak tinggi. Per februari
2012, harga minyak mentah Indonesia sudah menyentuh US 122,17 dollar per
barrel, jauh diatas patokan US 90 per barrel dalam APBN 2012.
Nah sekarang sudah tau apa saja dan kenapa BBM bersubsidi
bisa naik, dan juga bagaimana peran pengaruh minyak mentah terhadap naik turun
nya harga BBM bersubisidi. Dan juga sangat pentingnya masyarakat yang berpandangan
luas dan bijak yg sangat dibutuhkan untuk membuat negara kita mandiri dan lebih
baik, kita berharap saja.
No comments:
Post a Comment