Citibank memperkirakan harga minyak mentah Indonesia
(ICP) dalam 2-3 bulan mendatang melebihi rata-rata US$120,8 per barel.
Artinya, harga ICP telah melewati batas 15 persen dari patokan ICP
Indonesia US$105 per barel yang bisa memberikan wewenang pemerintah
menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Bagi Citibank, kenaikan harga BBM sebetulnya akan berdampak positif
untuk jangka menengah dan panjang. Walaupun, pertumbuhan produk domestik
bruto (PDB) Indonesia diprediksi turun sedikit menjadi 6,2 persen
akibat kenaikan harga BBM.
Director, Head of Indonesia Research Citi Investment Research and Analysis Ferry Wong, menjelaskan, menaikkan harga minyak akan mengoreksi alokasi anggaran subsidi yang selama ini salah sasaran.
"Karena
pada 2011, anggaran untuk subsidi lebih besar dari pengeluaran belanja
modal," kata Ferry di Jakarta, Rabu 11 April 2012.
Ferry
menegaskan, pihaknya sepakat dengan rencana pemerintah yang akan
mengalokasikan anggaran kompensasi berupa bantuan langsung sementara
masyarakat (BLSM). Dana itu dialokasikan untuk meningkatkan daya beli
masyarakat saat harga BBM naik.
Berdasarkan analisis Citibank,
dengan kenaikan harga BBM sebesar 33 persen, akan menyebabkan inflasi
7,2 persen dan pertumbuhan ekonomi terkoreksi menjadi 6,2 persen.
Namun,
dari setiap kenaikan BBM sebesar Rp1.000 per liter, pemerintah dapat
menghemat anggaran subsidi Rp38 triliun atau US$4,5 miliar. "Otomatis
pemerintah punya simpanan lebih, ada budget lebih banyak dan bisa bangun jalan, jalan tol, dan lain-lain," paparnya.
Citibank melihat jika infrastruktur tidak dibenahi dalam 2-3 tahun mendatang, perekonomian Indonesia akan mengalami overheating
(kepanasan). Hal ini melihat catatan pertumbuhan ekonomi Indonesia masa
lalu, di mana setelah 2-3 tahun keluar dari krisis, pertumbuhan ekonomi
akan turun, namun inflasi meroket.
"Salah satunya karena infrastruktur kelebihan beban. Solusinya infrastruktur mesti dibangun," paparnya.
Seperti dikutip laman Reuters.com, harga minyak mentah jenis
Brent tercatat menguat 15 sen ke level US$120,03 per barel. Brent
sebelumnya mencatat pelemahan terbesar sejak 17 Februari 2012 dengan
penurunan US$2,79 per barel.
Agen Energi Internasional (EIA)
memperkirakan konsumsi minyak mentah dunia bakal mencapai 88,81 juta
barel per hari (bph) pada 2012. Sebulan sebelumnya, EIA memprediksi
konsumsi mencapai 88,96 juta bph.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
sumber : vivanews.com
http://politik.vivanews.com/news/read/303545-2-bulan-lagi--pemerintah-bisa-naikkan-bbm-
No comments:
Post a Comment