Gagasan pemerintah dengan
memberlakukan larangan bagi kendaraan pengguna BBM (Bahan Bakar Minyak)
bersubsidi untuk kendaraan Dinas, BUMN dan BUMD, di Sampang, Madura, masih
dipandang sebelah mata. Pasalnya, pengguna BBM non subsidi jenis pertamax hanya
1 persen dari pengguna premium maupun solar yang mencapai 10.400 kilo liter
(Kl) per hari.
Apatisme aparat birokrasi
mematuhi larangan pemerintah yang dicanangkan awal Agustus 2012 mendatang,
disampaikan Sahuri, Ketua Komisi B DPRD Sampang. Dia berpendapat sikap disiplin
pejabat birokrasi dinilai masih rendah. Sehingga berpengaruh terhadap mental
bawahannya, karena pimpinannya kurang memberikan contoh dan tauladan yang baik.
“Saya pesimis karena larangan
itu tidak diikuti dengan penataan sistem pemantauan yang ketat terhadap
birokrasi yang melanggar ketentuan tersebut, dan tidak dituangkan dalam
ketentuan yang jelas,” ungkap Sahuri, dihubungi Senin (18/6).
Dikatakannya pula, jangankan
mematuhi kendaraan dinas memakai pertamax yang harganya jelas lebih mahal di
bandingkan BBM bersubsidi. Penggunaan mobil dinas di luar jam kantor saja,
lanjut dia, sudah biasa bagi aparat birokrasi, sehingga tidak heran jika tiap
akhir pekan banyak mobil plat merah berseliweran menuju Surabaya. “Sepertinya
aturan itu dibuat memang untuk dilanggar,” sindir Ketua DPC PKS Sampang
itu.
Sementara itu, , Humas
Pertamina Wilayah V Surabaya, Rustam Ali, menyatakan, pihaknya telah
mengantisipasi penerapan larangan BBM bersubdisi tersebut dengan membangun
pangkalan pertamax dan pertamax plus di 20 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) dari 36 SPBU yang ada di pulau Madura. “Dari 20 SPBU yang menjual
pertamax tersebut, antara lain ada 8 SBPU berada di Kab. Bangkalan, 2 SPBU di
Sampang, serta 7 SPBU di Pamekasan dan 3 SPBU di Sumenep,” terang Rustam Ali.
Rustam mengakui, penerapan itu
kemungkinan akan sulit berjalan sukses, mengingat rendahnya konsumen pemakai
pertamax di Madura. Faktor lain yang menjadi kendala, menurutnya, adalah
harganya yang jauh lebih mahal, serta konsumen belum terbiasa menggunakan BBM
non subsidi tersebut.
“Tapi apapun permasalahan yang
terjadi, kita tetap harus mempersiapkan pangkalan pertamax di sejumlah SPBU di
Madura. Karena itu merupakan program yang dicanangkan pemerintah dalam rangka
hemat BBM, dimulai dari aparatur pemerintah itu sendiri,” pungkasnya.
________________________________________________________________________________
Sumber: Surabaya Post Online
No comments:
Post a Comment