"Saya dari awal orang yang setuju BBM itu naik dan kalau BBM itu
tidak naik itu ribetnya setengah mati. Dan, itu membuat pemerintah tidak
bekerja karena sibuk ngurusin hal ini. Anggaran juga meningkat karena
untuk menekan tingkat kebutuhan masyarakat dan segala macamnya," kata
Agus dalam diskusi bertema "Kebijakan dan Langkah Penghematan BBM" di
Bumbu desa Cikini, Jakarta Pusat.
Agus menjelaskan, pembatalan kenaikan harga BBM ini tidak
berpengaruh kepada kesejahteraan rakyat Indonesia. Sebab, menurut Agus,
sekalipun harga BBM tidak naik namun harga kebutuhan pokok tetap naik.
"Buat masyarakat juga nggak ada artinya kok. Toh harga-harga juga sudah
pada naik," imbuhnya.
Untuk itu, menurut Agus, naik atau tidaknya BBM tidak ada
manfaatnya bagi rakyat Indonesia. "Jadi buat masyarakat dengan ditunda
atau misalkan nanti BBM itu dibatalkan kenaikannya itu nggak ada
manfaatnya, malah rugi. Artinya ini akan menjadi sulit untuk kita
semua," tambahnya.
Lebih lanjut Agus menyarankan, jika harga BBM naik maka dana
subsidi tidak untuk anggaran raskin (beras untuk rakyat miskin). Tapi
digunakan untuk membangun infrastruktur. "Jadi kalau APBN (anggaran
negara) itu sudah habis maka kita tidak punya apa-apa kalau kita hanya
mengasih raskin tetapi tidak untuk infrastruktur," tuturnya.
"Jadi kenapa saya ngotot BBM itu naik karena dana yang seharusnya
buat subsidi itu dapat digunakan untuk infrastruktur. Untuk subway dan
hal-hal lain yang lebih dapat bermanfaat terhadap masyarakat. Dan,
secara otomatis juga membuka lapangan pekerjaan," ujarnya.
___________________________________________________
Sumber : Berita Daerah.com
No comments:
Post a Comment